Bank Prekreditan Rakyat (BPR) Hasamitra bediri sejak tahun 2005 silam. Meski masih terbilang baru, namun BPR Hasamitra maju pesat dan mulai mampu bersaing dengan bank perkreditan milik pemerintah. Ekspansi usaha pun terus meluas. BPR Hasamitra yang telah memiliki lima kantor diantaranya dua kantor cabang dan tiga kantor kas di Makassar dan Kabupaten Gowa, mulai melirik daerah lain. Tahun 2014, BPR Hasamitra akan membuka dua kantor cabang di Palopo dan Parepare. Lantas, apa kiat BPR Hasamitra bisa maju pesat serta mampu bersaing dengan bank perkreditan lain yang telah puluhan tahun berdiri. Berikut wawancara wartawan BKM, Niniek Sumarny Nanring dengan Komisaris Utama Bank Hasamitra Yongris.
BKM : Sejak kapan BPR Hasamitra terbentuk dan apa saja produk yang ditawarkan ?
Yongris: BPR Hasamitra ini terbentuk sejak tahun 2005 silam dengan kantor pertama di Jalan Yos Sudarso, Makassar di dalam kawasan Pasar Sentral. Ada dua jenis produk yang ditawarkan BPR Hasamitra diantaranya pendanaan serta perkreditan. Pendanaan terdiri dari beberapa jenis diantaranya tabungan Ariska (Arisan Keluarga). Produk Hasamitra bagi rejeki dan Deposito Golden. Untuk produk prekreditannya terdiri dari Kredit Usaha Rumah Tangga (KURT) yang fokus membiayai usaha dalam rumah tangga seperti UKM.
BKM: Dari sekian produk BPR Hasamitra, produk mana saja paling diunggulkan?
Yongris: Produk yang diunggulkan adalah tabungan Ariska (Arisan Keluarga). Tabungan yang pembayarannya 100 ribu perbulan dalam jangka waktu. Kalau menang arisannya, maka akan keluar dari anggota. Masa tabungan Ariska ini maksimal 1 tahun. Untuk produk perkreditan yang paling diunggulkan yaitu KURT. Dimana calon nasabah atau nasabah baik itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun karyawan swasta dapat mengambil kredit tanpa agunan dengan hanya menjaminkan rekening gajinya. KURT ini nilainya dimulai Rp 1 hingga Rp 100 juta. Untuk pegawai swasta Rp 1 hingga Rp 250 juta.
BKM: Selama berdiri, pencapaian apa saja yang telah diraih BPR Hasamitra ?
Yongris:Berbicara soal pencapaian banyak sekali yang telah diraih oleh BPR Hasamitra. Diantaranya, telah tiga kali meraih kinerja keuangan terbaik se Indonesia selama tiga tahun terakhir mulai dari tahun 2010, 2011 dan 2012. Selain itu, pencapaian terbesar BPR Hasamitra adalah peraih rekor MURI yang mencatat jumlah penabung terbanyak selama satu hari dengan jumlah penambung 6500 orang. Waktu itu acara yang kami bekerja sama dengan Harian Berita Kota Makassar.
BKM : Apa target dari BPR Hasamitra ke depan ?
Yongris: Memasuki tahun ke 8 ini, BPR Hasamitra menargetkan 50 ribu nasabah. Keyakinan ini timbul seiring kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Hasamitra terus eksis membantu masyarakat dalam hal pemberian modal. Saat ini, sudah ada 45 ribu nasabah. 10 ribu nasabah perkreditan, dan 35 ribu nasabah pendanaan. Target kami sangat realistis. Mudah-mudahan diakhir tahun 2013, bisa mencapai 50 ribu nasabah
BKM: Untuk mencapai harapan, langkah apa yang dilakukan BPR Hasamitra?
Yongris: Demi mengembangkan eksistensi kepada masyarakat di bidang ekonomi, BPR Hasamitra terus berevolusi. Memberikan program menarik bagi warga. Memberikan kemudahan kepada warga yang ingin mendapatkan bantuan permodalan. Tentunya yang tidak menyulitkan masyarakat. BPR Hasamitra terus berkembang dengan membuka kantor cabang diberbagai daerah Sulsel. Hal ini, untuk bisa melayani masyarakat hingga ke pelosok, dan kami berharap ke depan masyarakat Sulsel khususnya bisa mempercayakan BPR Hasamitra untuk mengelolah keuangan mereka dengan bergabung pada beberapa produk yang kami tawarkan
BPR : Kalau tidak salah saat ini, BPR Hasamitra sudah menjadi bank perkreditan terbaik ke 2 Indonesia. Karena angka kredit bermasalah sangat kecilnya. Angkanya hanya mencapai 0,071 persen, apa yang dilakukan BPR Hasamitra untuk mempertahankan prestasi ?
Yongris: Pencapaian kami selama ini tidak lepas dari kerjasama tim kami di BPR Hasamitra, kalau mengenai apa yang akan kami lakukan tentunya akan lebih mengembangkan sumber daya manusia kami, dan akan lebih mendekatkan diri kepada seluruh nasabah kami melalui pertemuan ataupun tetap menjaga pelayanan kami dan tentu saja bunga yang tidak terlalu tinggi. Setiap bulan, kami rutin melakukan aksi sosial untuk lebih mendekatkan diri kepada konsumen dengan kegiatan seperti sunatan massal, bersih-bersih dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Sabtu, 21 Desember 2013
DISUNTIK 2,5 M BPR TAK MENGUNTUNGKAN
MAKASSAR, BKM--Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Makassar sejak didirikan belum juga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Makassar. Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) selaku pemilik telah menggelontorkan atau menyuntikkan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar yang bersumber dari APBD Kota Makassar tahun 2013.
Menyikapi keberadaan BPR, anggota Komisi B Bidang Ekonomi, Abd Wahab Tahir, Rabu (11/12) mengatakan, BPR tahun ini memang belum mampu memberikan deviden atau keuntungan bagi hasil ke Pemkot Makassar atas kinerjanya selama ini, termasuk setelah mendapatkan suntikan dana Rp 2,5 miliar tersebut.
“BPR belum menghasilkan deviden sehingga sangat merugikan Pemkot Makassar. Untuk itu, tahun depan BPR tidak boleh lagi dibantu sebelum menyelesaikan semua masalahnya,” ujarnya.
Legislator Golkar ini juga menilai, kondisi BPR saat ini sudah hampir pailit alias bangkrut, sebab kredit yang dialokasikan kepada pelaku usaha mikro sebagian besar macet karena banyak yang tidak membayar kreditnya kepada BPR.
“Jaminan yang bersifat barang pun kini sudah banyak yang menjadi besi tua di kantor BPR, dan pasti tidak lagi memiliki nilai. Pemkot sangat rugi dengan keberadaan bank ini,” katanya.
Senada dikatakan, Sekertaris komisi B, Hasanuddin Leo. Menurutnya, BPR harus mengekspose ke DPRD data-data terkait sistem peminjaman kredit kepada pelaku usaha kecil menengah (UKM) serta program kerja BPR untuk tahun 2014 agar anggaran sebesar Rp2,5 miliar yang telah dikelola BPR bisa diselamatkan. Hal inipun menghindari adanya temuan dari Badan Pemeriksaan keuangan (BPK).
“Kita tidak bisa mengevaluasi kalau tidak ada data. Termasuk sejauhmana rencana kerja anggaran, kita sudah meminta BPR untuk memperlihatkan semua rincian pemimjaman uang tersebut, karena jika tidak ada acuan kita bisa apa-apa, dan ini saya kira sangat rawan menjadi temuan oleh BPK kalau tak diverifikasi. BPK akan turun pada Januari 2014,” ungkap Leo.
Pelaksana Tugas (PLT), Direksi BPR, Arifuddin mengatakan, pihaknya memang tak bisa berbuat banyak sebelum ada petunjuk teknis dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pengesahan dirinya menjadi direksi utama di BPR. Meski demikian ia berjanji memenuhi permintaan dewan sebelum RAPBD berakhir dibahas Desember 2013.
"Kita siap mengekspose ke dewan data pengucuran anggaran kredit mikro yang telah dilakukan oleh manajemen lama. Kita juga menunggu petunjuk teknis dari BI sebelum membenahi manajemen baru, termasuk menjalin kerjasama dengan bank bukopin," akunya.
Menyikapi keberadaan BPR, anggota Komisi B Bidang Ekonomi, Abd Wahab Tahir, Rabu (11/12) mengatakan, BPR tahun ini memang belum mampu memberikan deviden atau keuntungan bagi hasil ke Pemkot Makassar atas kinerjanya selama ini, termasuk setelah mendapatkan suntikan dana Rp 2,5 miliar tersebut.
“BPR belum menghasilkan deviden sehingga sangat merugikan Pemkot Makassar. Untuk itu, tahun depan BPR tidak boleh lagi dibantu sebelum menyelesaikan semua masalahnya,” ujarnya.
Legislator Golkar ini juga menilai, kondisi BPR saat ini sudah hampir pailit alias bangkrut, sebab kredit yang dialokasikan kepada pelaku usaha mikro sebagian besar macet karena banyak yang tidak membayar kreditnya kepada BPR.
“Jaminan yang bersifat barang pun kini sudah banyak yang menjadi besi tua di kantor BPR, dan pasti tidak lagi memiliki nilai. Pemkot sangat rugi dengan keberadaan bank ini,” katanya.
Senada dikatakan, Sekertaris komisi B, Hasanuddin Leo. Menurutnya, BPR harus mengekspose ke DPRD data-data terkait sistem peminjaman kredit kepada pelaku usaha kecil menengah (UKM) serta program kerja BPR untuk tahun 2014 agar anggaran sebesar Rp2,5 miliar yang telah dikelola BPR bisa diselamatkan. Hal inipun menghindari adanya temuan dari Badan Pemeriksaan keuangan (BPK).
“Kita tidak bisa mengevaluasi kalau tidak ada data. Termasuk sejauhmana rencana kerja anggaran, kita sudah meminta BPR untuk memperlihatkan semua rincian pemimjaman uang tersebut, karena jika tidak ada acuan kita bisa apa-apa, dan ini saya kira sangat rawan menjadi temuan oleh BPK kalau tak diverifikasi. BPK akan turun pada Januari 2014,” ungkap Leo.
Pelaksana Tugas (PLT), Direksi BPR, Arifuddin mengatakan, pihaknya memang tak bisa berbuat banyak sebelum ada petunjuk teknis dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pengesahan dirinya menjadi direksi utama di BPR. Meski demikian ia berjanji memenuhi permintaan dewan sebelum RAPBD berakhir dibahas Desember 2013.
"Kita siap mengekspose ke dewan data pengucuran anggaran kredit mikro yang telah dilakukan oleh manajemen lama. Kita juga menunggu petunjuk teknis dari BI sebelum membenahi manajemen baru, termasuk menjalin kerjasama dengan bank bukopin," akunya.
WAWANCARA DIREKTUR HASAMITRA
TIDAK ada yang mustahil saat ada kemauan dan kedisiplinan. Hal inilah yang diterapkan para pendiri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar 2005 silam. Bermodal Rp2 miliar, Hasamitra kini telah memiliki aset hingga Rp709 miliar dan terus bertambah setiap hari.
Apa saja yang dilakukan para pendiri Hasamitra hingga bisa besar seperti saat ini, berikut petikan wawancara khusus wartawan KORAN SINDO Makassar, Rahmat Hardiansya dan Maman Sukirman dengan salah seorang pendiri yang dari awal ikut membangun Hasamitra dan kini menjabat sebagai Direktur BPR Hasamitra, I Made Semadi.
Bisa Anda ceritakan bagaimana awal mula Hasamitra dibentuk, dan bagaimana Anda bergabung?
BPR Hasamitra awalnya digagas oleh Bapak Yongris, sekaligus pemilik modal pada 2005 silam, kemudian Idolt Wawo yang menjadi Komisaris Utama, disusul Pak I Nyoman Supartra sebagai Direktur Utama, sementara saya sebagai Direktur. Saat itu saya masih di bank lain, tapi diajak oleh Pak Nyoman yang sebelumnya satu kantor dengan saya. Saat masuk, benar-benar memulai dari awal.
Mulai dari perekrutan karyawan, kami lakukan sendiri. Bahkan kami dipinjamkan lokasi oleh Pak Hasan Basri pemilik MTC Karebosi untuk melakukan wawancara di lantai lima tempatnya. Sejak saat itu kami mulai menjalankan bank ini, bersama tujuh orang karyawan hasil penjaringan awal. Dari tujuh orang itu, kami optimistis dan menjalankan perusahaan ini. Hingga kini, kami telah memiliki ratusan karyawan dan akan terus bertambah seiring dengan makin besarnya perusahaan.
Bagaimana perkembangan Hasamitra saat ini sejak dibentuk 2005 silam?
Modal awal kami saat menjalankan bank ini hanya Rp2 miliar, namun di tahun kedua naik, kini modal kami telah menjadi Rp40 miliar. Dari modal Rp2 miliar itu, aset kami mulai tumbuh di tahun pertama sebesar Rp6,2 miliar dan kini telah mencapai Rp709 miliar. Karyawan pun dari hanya tujuh orang kini telah mencapai 120 orang dengan empat kantor. Kami masih fokus menjalankan bank ini di sektor perkreditan khususnya konsumtif.
Hingga akhir 2012 lalu, total kredit yang kami salurkan mencapai Rp530 miliar dan di akhir Feberuari 2013, kredit tersalur mencapai Rp652 miliar dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp345 miliar. Memang sebagai BPR, Hasamitra belum berhasil menghimpun DPK lebih banyak dari masyarakat, untuk memenuhi permintaan yang tinggi, kami mengambil pinjaman di beberapa bank yakni di BNI, BII, Bank Niaga, Bank Danamon dan Bank Mandiri.
Dari seluruh bank itu, BNI yang paling banyak memberi pinjaman. Masyarakat masih memberi kepercayaan kepada kami karena suku bunga pinjaman yang kami berikan lebih murah dari bank lain yakni, hanya 0,7%-0,9%, sementara bunga deposito 8%. Dari segi kesehatan bank, kami tergolong sehat karena non performance loan(NPL) atau kredit bermasalah kami hanya 0,09%.
Bagaimana cara Anda membangun perusahaan ini hingga bisa tumbuh dan bertahan?
Ada dua cara kami menjaga perusahaan ini. Pendekatan secara internal dan eksternal. Secara internal kedisiplinan merupakan hal yang utama, bahkan untuk hal-hal yang sangat kecil sekali pun, kami disiplin. Misalnya masuk kantor terlambat akan mendapat sanksi, karena jika dibiarkan terus akan terulang dan terulang lagi. Kedisiplinan ini bukan hanya untuk karyawan, tetapi berlaku pula bagi pimpinan.
Karena bagi saya, siapa pun yang kedisiplinannya tinggi, keberhasilannya juga akan tinggi, itu yang kami percaya dan berhasil. Dengan disiplin sikap juga akan terbentuk, kepintaran bukan hal yang utama bagi kami, hal yang mendasar adalah sikap dan kepintaran akan ikut dengan sendirinya. Selain dari kedisiplinan, pendekatan internal juga kami utamakan empat pilar budaya yakni, kepercayaan, kehati-hatian, profesionalisme dan integritas.
Sementara untuk menjaga nasabah tetap ada, kami selalu melakukan inovasi dan kejutan-kejutan. Pendekatan personal tidak bisa luput karena beberapa nasabah membutuhkan sentuhan khusus. Kejutan bisa dalam banyak hal, salah satunya produk keuangan yang lebih mumpuni dari sebelumnya.
Untuk memacu semangat karyawan apa yang Anda lakukan?
Setelah kami menanamkan kedisiplinan, kami memberikan mereka kompetisi. Tetapi bukan sembarang kompetisi, mereka harus jujur. Misalnya, khusus untuk di bidang kredit, kami membentuk tim. Setiap tim harus berlomba menjadi yang terbaik dengan prestasi yang baik pula. Setiap pemenang yang diakumulasi tiga bulan sekali akan mendapatkan rewardtertentu.
Namun jika ada yang kedapatan memainkan data, kami tidak segan-segan untuk memecatnya. Seperti beberapa waktu lalu, ada karyawan yang kedapatan mendapat pulsa dari nasabah untuk memuluskan permohonan kreditnya, tidak ada proses kami langsung pecat. Kami sadar banyak hal harus dilakukan perusahaan agar Hasamitra tetap tumbuh, dan tumbuhnya Hasamitra tidak lepas dari peran serta karyawan.
Untuk itu, kami menjaga mereka dan membuat suasana kantor layaknya rumah bagi mereka. Di sini semua fasilitas kami sediakan. Untuk menyalurkan hobby karyawan, kami membentuk banyak cabang kegiatan. Semisal yang hobby bola kami bentuk tim putsal, yang hobby karate kami buka, yang hobby musik kami bentuk band sekalian dengan alatnya dan banyak hal lainnya. Setiap kegiatan itu rutin dilakukan karyawan setiap pekan. Kami sengaja membuat karyawan merasa rumah mereka adalah Hasamitra sehingga harus dijaga baikbaik.
Apa yang akan Anda lakukan ke depannya?
Banyak hal yang akan kami lakukan. Salah satunya dengan membuka kantor cabang baru di Bone dan Parepare dalam waktu dekat. Kami juga menetapkan target aset tahun ini bisa mencapai Rp1 triliun. Sejauh ini khusus untuk BPR dengan aset di bawah Rp500 miliar telah banyak penghargaan yang kami terima. Yang tertinggi oleh InfoBank dengan menetapkan kami sebagai salah satu dari 10 BPR di Indonesia yang terbaik dari segala sisi, khusus untuk aset di bawah Rp500 miliar.
Kami juga telah menerima penghargaan dari Musium Rekor Indonesia dengan mencatat rekor pembukaan rekening terbanyak mencapai 6.500 rekening dalam sehari. Intinya, setiap waktu akan ada kejutan dari Hasamitra, karena kejutan-kejutan seperti inilah yang membuat nasabah kami tetap ada dan tumbuh.
Apa saja yang dilakukan para pendiri Hasamitra hingga bisa besar seperti saat ini, berikut petikan wawancara khusus wartawan KORAN SINDO Makassar, Rahmat Hardiansya dan Maman Sukirman dengan salah seorang pendiri yang dari awal ikut membangun Hasamitra dan kini menjabat sebagai Direktur BPR Hasamitra, I Made Semadi.
Bisa Anda ceritakan bagaimana awal mula Hasamitra dibentuk, dan bagaimana Anda bergabung?
BPR Hasamitra awalnya digagas oleh Bapak Yongris, sekaligus pemilik modal pada 2005 silam, kemudian Idolt Wawo yang menjadi Komisaris Utama, disusul Pak I Nyoman Supartra sebagai Direktur Utama, sementara saya sebagai Direktur. Saat itu saya masih di bank lain, tapi diajak oleh Pak Nyoman yang sebelumnya satu kantor dengan saya. Saat masuk, benar-benar memulai dari awal.
Mulai dari perekrutan karyawan, kami lakukan sendiri. Bahkan kami dipinjamkan lokasi oleh Pak Hasan Basri pemilik MTC Karebosi untuk melakukan wawancara di lantai lima tempatnya. Sejak saat itu kami mulai menjalankan bank ini, bersama tujuh orang karyawan hasil penjaringan awal. Dari tujuh orang itu, kami optimistis dan menjalankan perusahaan ini. Hingga kini, kami telah memiliki ratusan karyawan dan akan terus bertambah seiring dengan makin besarnya perusahaan.
Bagaimana perkembangan Hasamitra saat ini sejak dibentuk 2005 silam?
Modal awal kami saat menjalankan bank ini hanya Rp2 miliar, namun di tahun kedua naik, kini modal kami telah menjadi Rp40 miliar. Dari modal Rp2 miliar itu, aset kami mulai tumbuh di tahun pertama sebesar Rp6,2 miliar dan kini telah mencapai Rp709 miliar. Karyawan pun dari hanya tujuh orang kini telah mencapai 120 orang dengan empat kantor. Kami masih fokus menjalankan bank ini di sektor perkreditan khususnya konsumtif.
Hingga akhir 2012 lalu, total kredit yang kami salurkan mencapai Rp530 miliar dan di akhir Feberuari 2013, kredit tersalur mencapai Rp652 miliar dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp345 miliar. Memang sebagai BPR, Hasamitra belum berhasil menghimpun DPK lebih banyak dari masyarakat, untuk memenuhi permintaan yang tinggi, kami mengambil pinjaman di beberapa bank yakni di BNI, BII, Bank Niaga, Bank Danamon dan Bank Mandiri.
Dari seluruh bank itu, BNI yang paling banyak memberi pinjaman. Masyarakat masih memberi kepercayaan kepada kami karena suku bunga pinjaman yang kami berikan lebih murah dari bank lain yakni, hanya 0,7%-0,9%, sementara bunga deposito 8%. Dari segi kesehatan bank, kami tergolong sehat karena non performance loan(NPL) atau kredit bermasalah kami hanya 0,09%.
Bagaimana cara Anda membangun perusahaan ini hingga bisa tumbuh dan bertahan?
Ada dua cara kami menjaga perusahaan ini. Pendekatan secara internal dan eksternal. Secara internal kedisiplinan merupakan hal yang utama, bahkan untuk hal-hal yang sangat kecil sekali pun, kami disiplin. Misalnya masuk kantor terlambat akan mendapat sanksi, karena jika dibiarkan terus akan terulang dan terulang lagi. Kedisiplinan ini bukan hanya untuk karyawan, tetapi berlaku pula bagi pimpinan.
Karena bagi saya, siapa pun yang kedisiplinannya tinggi, keberhasilannya juga akan tinggi, itu yang kami percaya dan berhasil. Dengan disiplin sikap juga akan terbentuk, kepintaran bukan hal yang utama bagi kami, hal yang mendasar adalah sikap dan kepintaran akan ikut dengan sendirinya. Selain dari kedisiplinan, pendekatan internal juga kami utamakan empat pilar budaya yakni, kepercayaan, kehati-hatian, profesionalisme dan integritas.
Sementara untuk menjaga nasabah tetap ada, kami selalu melakukan inovasi dan kejutan-kejutan. Pendekatan personal tidak bisa luput karena beberapa nasabah membutuhkan sentuhan khusus. Kejutan bisa dalam banyak hal, salah satunya produk keuangan yang lebih mumpuni dari sebelumnya.
Untuk memacu semangat karyawan apa yang Anda lakukan?
Setelah kami menanamkan kedisiplinan, kami memberikan mereka kompetisi. Tetapi bukan sembarang kompetisi, mereka harus jujur. Misalnya, khusus untuk di bidang kredit, kami membentuk tim. Setiap tim harus berlomba menjadi yang terbaik dengan prestasi yang baik pula. Setiap pemenang yang diakumulasi tiga bulan sekali akan mendapatkan rewardtertentu.
Namun jika ada yang kedapatan memainkan data, kami tidak segan-segan untuk memecatnya. Seperti beberapa waktu lalu, ada karyawan yang kedapatan mendapat pulsa dari nasabah untuk memuluskan permohonan kreditnya, tidak ada proses kami langsung pecat. Kami sadar banyak hal harus dilakukan perusahaan agar Hasamitra tetap tumbuh, dan tumbuhnya Hasamitra tidak lepas dari peran serta karyawan.
Untuk itu, kami menjaga mereka dan membuat suasana kantor layaknya rumah bagi mereka. Di sini semua fasilitas kami sediakan. Untuk menyalurkan hobby karyawan, kami membentuk banyak cabang kegiatan. Semisal yang hobby bola kami bentuk tim putsal, yang hobby karate kami buka, yang hobby musik kami bentuk band sekalian dengan alatnya dan banyak hal lainnya. Setiap kegiatan itu rutin dilakukan karyawan setiap pekan. Kami sengaja membuat karyawan merasa rumah mereka adalah Hasamitra sehingga harus dijaga baikbaik.
Apa yang akan Anda lakukan ke depannya?
Banyak hal yang akan kami lakukan. Salah satunya dengan membuka kantor cabang baru di Bone dan Parepare dalam waktu dekat. Kami juga menetapkan target aset tahun ini bisa mencapai Rp1 triliun. Sejauh ini khusus untuk BPR dengan aset di bawah Rp500 miliar telah banyak penghargaan yang kami terima. Yang tertinggi oleh InfoBank dengan menetapkan kami sebagai salah satu dari 10 BPR di Indonesia yang terbaik dari segala sisi, khusus untuk aset di bawah Rp500 miliar.
Kami juga telah menerima penghargaan dari Musium Rekor Indonesia dengan mencatat rekor pembukaan rekening terbanyak mencapai 6.500 rekening dalam sehari. Intinya, setiap waktu akan ada kejutan dari Hasamitra, karena kejutan-kejutan seperti inilah yang membuat nasabah kami tetap ada dan tumbuh.
DPR MAKASSAR MINTA BPR DIBUBARKAN
Sindonews.com - Badan Anggaran DPRD meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk membubarkan Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sebab, keberadaannya selama ini dinilai hanya membebani APBD Makassar.
Anggota banggar, Hasanuddin Leo, mengemukakan, keberadaan dan kinerja BPR untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dalam berwirausaha secara mandiri tidak mencapai target serta tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Padahal anggaran Rp2,5 miliar telah digelontorkan ke BPR melalui APBD, namun deviden atau bagi hasil yang didapatkan saat ini hanya Rp40 juta.
"BPR tidak ada guna-gunanya, penyertaan modal yang selalu kita masukkan tidak pernah memberikan deviden yang memuaskan. Artinya kita mengalami kerugian karena saham yang kita masukkan sangat besar tapi timbal baliknya sangat kecil, lebih baik kita bubarkan saja dan saham itu kita alihkan ke bank sulselbar," katanya kepada KORAN SINDO, usai Rapat antara anggota Banggar dan Tim TPPAD Pemkot, di kantor DPRD Makassar, Rabu (23/10/2013).
Menurut anggota komisi B bidang ekonomi tersebut, jika ada perusahaan daerah yang sudah pailit maka sebaiknya tidak bisa dipertahankan lagi.
Bahkan ia mencurigai ada dana fiktif melalui pinjaman kredit oleh pelaku UKM sampai saat ini belum kembali sehingga ia meminta badan auditor dan pengawas keuangan daerah mengaudit neraca keuangan BPR.
"Kalau BPR dikalkulasi, banyak yang tidak jelas, saya curiga banyak dana fiktif, siapa tahu hanya identitas fiktif pula yang dipakai untuk mengambil kredit dengan mengatasnamakan masyarakat tapi uangnya diambil oleh oknum. Ini perlu diperiksa. Intinya, kalau keberadaannya tidak menguntungkan lagi ya dibubarkan sajalah," tuturnya.
Hasanuddin menambahkan, seharusnya BPR melakukan ekspansi ke pasar-pasar tradisional dengan membuka cabang kemudian mempromosikan dan menawarkan kepada UKM seperti apa mekanisme pinjaman yang diberikan kepada masyarakat di kota Makassar bisa dimudahkan dengan bank lokal tersebut.
"Berapa banyak pasar di kota Makassar, itu saja yang mereka rambah maka saya yakin mereka bisa untung," ujarnya.
Sementara itu, anggota banggar lainnya Sri Rahmi, menambahkan sepak terjang BPR sebagai perusahaan daerah menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bagi pemkot.
Apalagi sudah bertahun-tahun bank tersebut dibiayai namun bagi hasil pemasukan tidak realistis. Untuk itu, ia meminta pemkot mengambil langkah taktis untuk menyikapi masalah tersebut.
"Sudah berapa miliar uang yang dipimjamkan tapi sampai kini tidak tertagih, pemkot tidak boleh melakukan pembiaran, kami di bandan anggaran ingin melihat mau diapakan ini BPR, bank ini sudah tidak sehat dan manajemennya kalau perlu dievaluasi sesegara mungkin," kata Politisi PKS tersebut.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Keuangan Pemkot Makassar, Erwin Syarifuddin Hayya, mengatakan, kendala yang dihadapi oleh BPR sendiri karena kepala direksi yang memimpin bank tersebut belum definitif.
Saat ini sedang dalam proses pergantian karena kinerjanya dinilai tidak profesional sehingga manajemen BPR tidak berjalan maksimal.
"Direksi dan badan pengawasnya akan direkrut secara profesioanal. Syaratnya harus lulus sertifikasi dari Bank Indonesia (BI). Mengenai penyertaan modal yang kita alokasikan kita membutuhkan payung hukum lewat perda, sehingga bisa kita sesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan tidak merugikan APBD, sambil kita menunggu perbaikan manajemen," paparnya.
Anggota banggar, Hasanuddin Leo, mengemukakan, keberadaan dan kinerja BPR untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dalam berwirausaha secara mandiri tidak mencapai target serta tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Padahal anggaran Rp2,5 miliar telah digelontorkan ke BPR melalui APBD, namun deviden atau bagi hasil yang didapatkan saat ini hanya Rp40 juta.
"BPR tidak ada guna-gunanya, penyertaan modal yang selalu kita masukkan tidak pernah memberikan deviden yang memuaskan. Artinya kita mengalami kerugian karena saham yang kita masukkan sangat besar tapi timbal baliknya sangat kecil, lebih baik kita bubarkan saja dan saham itu kita alihkan ke bank sulselbar," katanya kepada KORAN SINDO, usai Rapat antara anggota Banggar dan Tim TPPAD Pemkot, di kantor DPRD Makassar, Rabu (23/10/2013).
Menurut anggota komisi B bidang ekonomi tersebut, jika ada perusahaan daerah yang sudah pailit maka sebaiknya tidak bisa dipertahankan lagi.
Bahkan ia mencurigai ada dana fiktif melalui pinjaman kredit oleh pelaku UKM sampai saat ini belum kembali sehingga ia meminta badan auditor dan pengawas keuangan daerah mengaudit neraca keuangan BPR.
"Kalau BPR dikalkulasi, banyak yang tidak jelas, saya curiga banyak dana fiktif, siapa tahu hanya identitas fiktif pula yang dipakai untuk mengambil kredit dengan mengatasnamakan masyarakat tapi uangnya diambil oleh oknum. Ini perlu diperiksa. Intinya, kalau keberadaannya tidak menguntungkan lagi ya dibubarkan sajalah," tuturnya.
Hasanuddin menambahkan, seharusnya BPR melakukan ekspansi ke pasar-pasar tradisional dengan membuka cabang kemudian mempromosikan dan menawarkan kepada UKM seperti apa mekanisme pinjaman yang diberikan kepada masyarakat di kota Makassar bisa dimudahkan dengan bank lokal tersebut.
"Berapa banyak pasar di kota Makassar, itu saja yang mereka rambah maka saya yakin mereka bisa untung," ujarnya.
Sementara itu, anggota banggar lainnya Sri Rahmi, menambahkan sepak terjang BPR sebagai perusahaan daerah menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bagi pemkot.
Apalagi sudah bertahun-tahun bank tersebut dibiayai namun bagi hasil pemasukan tidak realistis. Untuk itu, ia meminta pemkot mengambil langkah taktis untuk menyikapi masalah tersebut.
"Sudah berapa miliar uang yang dipimjamkan tapi sampai kini tidak tertagih, pemkot tidak boleh melakukan pembiaran, kami di bandan anggaran ingin melihat mau diapakan ini BPR, bank ini sudah tidak sehat dan manajemennya kalau perlu dievaluasi sesegara mungkin," kata Politisi PKS tersebut.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Keuangan Pemkot Makassar, Erwin Syarifuddin Hayya, mengatakan, kendala yang dihadapi oleh BPR sendiri karena kepala direksi yang memimpin bank tersebut belum definitif.
Saat ini sedang dalam proses pergantian karena kinerjanya dinilai tidak profesional sehingga manajemen BPR tidak berjalan maksimal.
"Direksi dan badan pengawasnya akan direkrut secara profesioanal. Syaratnya harus lulus sertifikasi dari Bank Indonesia (BI). Mengenai penyertaan modal yang kita alokasikan kita membutuhkan payung hukum lewat perda, sehingga bisa kita sesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan tidak merugikan APBD, sambil kita menunggu perbaikan manajemen," paparnya.
Minggu, 29 September 2013
BPR Hasamitra Hadirkan ATM Multifungsi
BPR Hasamitra Hadirkan ATM Multifungsi
Direktur Utama BPR Hasamitra, I Nyoman Supartha, mengungkapkan, besarnya kepercayaan masyarakat terhadap BPR Hasamitra juga membuat kinerja bank ini terus tumbuh secara signifikan. Selama empat tahun berturut-turut atau mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2012, BPR Hasamitra telah mengukir prestasi sebagai BPR terbaik.
''Bahkan pada tahun 2012, kami meraih prestasi dari Infobank Awards sebagai terbaik kedua atau sangat bagus untuk kategori aset di atas Rp 500 miliar. Penghargaan ini diberikan dengan melihat pada kinerja keuangan BPR Hasamitra yang mengalami peningkatan konsisten dari tahun ke tahun. Prestasi ini menunjukkan tingginya kepercayaan nasabah dan sinergitas dari para stakeholder serta profesionalitas dalam melayani kebutuhan para nasabah,'' beber Nyoman Supartha.
Sementara itu, Direktur Bisnis BPR Hasamitra, I Made Semadi, ketika ditemui di sela-sela acara launching tersebut, mengatakan, sebagai tahap awal pihak BPR Hasamitra menyiapkan sekitar 10 ribuan kartu ATM. Kartu ini sifatnya multifungsi.
''Kami berharap dalam dua atau tiga tahun ke depan, seluruh nasabah BPR Hasamitra dapat memiliki kartu ATM. Sehingga mereka bisa menikmati kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakannya. Kartu ATM ini boleh dikata multifungsi, karena selain untuk menarik secara tunai, juga dapat digunakan untuk membayar berbagai tagihan, seperti telepon, listrik, kredit motor, dan membeli pulsa,'' kata Made Semadi
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya

- budihastomo
- kami melayani pengurusan pendirian BPR baru, ataupun akuisisi BPR dengan jangka waktu 1 tahun sesuai motto kami, dalam jangka waktu itu tidak selesai kami tidak menerima bayaran apapun Jika berminat hubungi kami di No. HP. 082398147000